Wakil Presiden ke-9 RI, Hamzah Haz, meninggal dalam usia 84 tahun pada Rabu, 24 Juli 2024. Kabar duka ini dikonfirmasi oleh Sekretaris Jenderal Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Arwani Thomafi.
"Innalillahi wa inna ilaihi rojiun. Telah wafat Bapak Dr. Hamzah Haz, pagi ini jam 09.30 di kediaman Tegalan," kata Arwani, Rabu (24/7).
Rencananya, jenazah Hamzah Haz akan dimakamkan di kompleks pemakaman keluarga di Cisarua, Bogor, siang ini setelah salat zuhur.
Almarhum Hamzah Haz lahir di Ketapang, Kalimantan Barat, pada 15 Februari 1940. Setelah lulus dari SMEA di Pontianak, dia mengawali karier sebagai wartawan sebelum melanjutkan pendidikan di Akademi Koperasi Yogyakarta.
Pada tahun 1965, Hamzah kembali ke Pontianak dan kuliah di Universitas Tanjungpura, jurusan ekonomi perusahaan.
Karier Hamzah dimulai pada tahun 1971 ketika dirinya menjadi Wakil Ketua Dewan Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama atau DPW NU Kalimantan Barat. Pada tahun yang sama, dia terpilih sebagai wakil rakyat.
Setelah peleburan NU dengan Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Hamzah aktif di PPP sebagai Ketua Umum dan menjadi anggota DPR RI dari 1971 hingga 1999.
Pada 1998, Hamzah diangkat sebagai Menteri Negara Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) oleh Presiden BJ Habibie. Namun, dia mengundurkan diri setahun kemudian akibat desakan masyarakat agar pimpinan partai tidak merangkap jabatan menteri.
Pada 6 Oktober 1999, Hamzah terpilih sebagai Wakil Ketua DPR-RI periode 1999-2004. Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur kemudian memintanya menjadi Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat pada Kabinet Persatuan Nasional. Namun, Hamzah kembali mengundurkan diri setelah dua bulan menjabat untuk fokus pada partainya.
Puncak karier politik Hamzah terjadi ketika dia terpilih sebagai Wakil Presiden RI menggantikan Megawati Soekarnoputri yang naik menjadi Presiden pada 2001. Pemilihan oleh 700 anggota MPR itu mengunggulkan Hamzah atas Susilo Bambang Yudhoyono dan Akbar Tandjung.
“Jadi Ketua DPP itu tidak hanya siap jadi wapres. Jadi presiden pun siap,” ujarnya kala itu.
Pada Pemilu 2004, PPP mendapuknya menjadi calon presiden berpasangan dengan Agum Gumelar sebagai calon wakil presiden. Pasangan ini meraih 3 persen suara. Meski begitu, perjalanan politik dan kontribusinya bagi Indonesia tetap diakui dan dihargai oleh berbagai kalangan.
Comments