KATA MEREKA: Medan, Lagi heboh, cerita siswa SD yang disuruh duduk di lantai saat belajar karena belum bayar SPP? Nah, kasus ini bikin heboh banget di medsos. Tapi, tunggu dulu, ada cerita di balik layar yang bikin kita mikir ulang!
Kan sebelumnya, heboh di medsos, ada kasus siswa SD Swasta di Medan yang dihukum belajar di lantai karena tak ambil rapor dan menunggak SPP selama tiga bulan.
Menurut Ketua Yayasan yang menaungi SD Swasta tersebut, Ahmad Parlindungan menyebut,, si anak ternyata dapat bantuan dari pemerintah yaitu bantuan Program Indonesia Pintar (PIP) sebesar Rp 450 ribu, lho! Bukan cuma itu, sekolahnya juga udah kasih diskon gede-gedean buat biaya sekolah. Kok bisa gitu? Ternyata sekolah ini punya misi sosial buat bantu anak-anak kurang mampu.
Pihak sekolah juga telah menggratiskan uang SPP untuk enam bulan yakni Januari-Juni. Sedangkan untuk Juli-Desember dikenakan Rp 60 ribu per bulan per siswa.
"Sekolah ini kan sekolah amal sosial membantu masyarakat yang kurang mampu, anak-anak yatim bersekolah di tempat kami sejak tahun 1963 sudah berdiri dan statusnya wakaf," kata Ahmad Parlindungan di Kantor Ombudsman Perwakilan Sumut, Senin (13/1/2025).
Waduh, jadi bingung kan? Di satu sisi, guru-gurunya kena kritik karena cara mendidiknya. Di sisi lain, sekolahnya lagi berusaha keras bantu anak-anak.
"Kami juga mencari sumber-sumber pendanaan untuk bisa mengganti uang sekolah yang Rp 60 ribu, dari 131 kami dapat untuk tahun ajaran ini sebanyak 79 orang, masih ada 52 orang lagi belum dapat PIP, tapi kami masih terus berjalan," ucapnya.
Menurutnya siswa SD yang disebut dihukum karena menunggak uang SPP itu juga mendapat bantuan PIP termasuk adiknya yang duduk di kelas 1. Ahmad juga mengatakan, orang tua siswa tersebut telah mengambil uang bantuan itu pada April dan Desember 2024. Uang PIP tersebut, lanjutnya, seharusnya cukup untuk membayar SPP sebesar Rp 60 ribu per bulan."Dari 79 itu, Ibu Kamelia ini anaknya 2 di situ dua-duanya dapat dan uang itu sudah diambilnya Rp 450 ribu untuk bulan April 2024 dan anaknya yang kelas 1 itu di Desember 2024 tapi kenyataannya inilah yang terjadi," ujarnya.
Ahmad juga menyebut video viral siswa tersebut belajar di lantai juga diskenario orang tua siswa tersebut. Menurutnya, siswa SD itu hanya dihukum saat di pelajaran wali kelas. Di pelajaran lain, siswa itu tetap duduk di kursi.
"Memang wali kelas menghukumnya seperti itu (duduk di lantai), tapi ketika pelajaran yang lain itu nggak (duduk di lantai)," kata Ahmad Parlindungan, Senin (13/1/2025).Berdasarkan rekaman CCTV dari sekolah, ia menduga orang tua siswa tersebut membuat skenario seolah-olah anaknya dihukum belajar di lantai.
"Ini video viral siswa belajar di lantai, diskenario kan anaknya duduk, kemudian direkamnya, baru didatanginnya, ribut dia dengan wali kelas, diajak berbicara oleh kepala sekolah untuk ke ruangan dia nggak mau, ini sepertinya, dugaan ya, ada yang aneh dari CCTV yang kami analisa tadi," ucapnya.
Dari rekaman CCTV,dijelaskannya, tampak siswa tersebut mendatangi pintu kelas, kemudian ke meja paling kanan dan maju ke depan untuk duduk di lantai. Rekaman CCTV itu disebut merupakan peristiwa saat video viral yang soal anak SD belajar di lantai.Pihak yayasan memang mengakui wali kelas memberikan hukuman siswa duduk di lantai di hari pertama sekolah. Ia tak menampik hukuman itu merupakan kesalahan guru.
Kasus ini jadi pelajaran buat kita semua, bahwa terkadang ada banyak cerita di balik sebuah berita. Gimana menurut kalian? Ada yang punya pendapat lain?
Comments