Kata Mereka: Surabaya - Sekjen DPP Partai Golkar Muhammad Sarmuji sekaligus Ketua DPD Partai Golkar Jawa Timur, menyerahkan form B1-KWK kepada 27 pasangan bakal calon bupati-wakil bupati dan bakal calon wali kota-wakil wali kota yang akan mengikuti kontestasi Pilkada serentak di Jawa Timur melalui zoom di Kantor Golkar Jatim, Jalan Ahmad Yani Surabaya pada Senin (26/08) malam.
Formulir B1-KWK ini merupakan rekomendasi dari partai politik yang menyatakan dukungan resmi kepada pasangan calon bupati dan wakil bupati, gubernur dan wakil gubernur, atau wali kota dan wakil wali kota. “ Mudah-mudahan penyerahan rekomendasi melalui zoom ini tidak mengurangi pertemuan pada malam ini,” terang Sarmuji.
Sarmuji menerangkan bahwa penyerahan Formulir B1-KWK melalui teleconference tersebut disebabkan waktu yang mepet serta ada sederet persoalan saat proses pemberian rekom yang harus diselesaikan.
“Kami terpaksa tidak bisa menyerahkan secara langsung, karena tugas-tugas selama 4 hari terakhir sangat luar biasa. Yakni, menyiapkan surat model B1-KWK seluruh kabupaten/kota dan provinsi se-Indonesia. Rekom ini mestinya sudah bisa dilakukan seminggu yang lalu, ternyata banyak sekali persoalan. Dan, ruwetnya tidak kalah dibanding persoalan lainnya. Di antaranya ada yang mengganti wakilnya, ada yang salah nama, tiba-tiba saja tidak memenuhi syarat. Bahkan, ada yang berganti bupati. Itu semua harus diselesaikan dalam waktu yang sangat singkat,” terangnya.
Dalam keterangannya, Wakil Ketua Komisi Vl DPR RI ini mengaku sempat kaget karena ada koleganya yang seorang calon kepala daerah ditipu. Menurut Sarmuji, Bacakada itu dimintai sejumlah uang. Awalnya dimintai uang Rp 2 miliar, lalu ditawar Rp 1 miliar. Kasus ini baru ketahuan setelah keluar rekom, ternyata tidak sesuai dengan permintaan korban.
“Lho ini bagaimana sudah bayar, kok rekomnya tidak keluar ?,” kata Sarmuji menirukan pernyataan korban.
Sarmuji menegaskan, Golkar tidak minta uang apapun dari bacakada. Ini supaya calon bisa fokus pada pemenangan. “Ini betul-betul sangat saya sayangkan, apalagi bakal calon kepala daerah itu teman dekat saya sendiri,” tambahnya.
“Supaya kalau jadi, fokusnya tidak mengembalikan uang, karena memberikan mahar kepada parpol. Bayangkan saja kalau bacakada diusung oleh banyak partai, lantas berapa miliar lagi harus mengembalikan. Itu akan sangat mahal. Dan, yang paling dikhawatirkan pada saat menjabat pasti tidak fokus untuk bisa mensejahterakan rakyatnya,” jelas Sarmuji.
Meski begitu, menurut Sarmuji, dirinya juga tidak ingin calon kepala daerah membiarkan partai politik yang mengusung. Mesin partai harus digerakkan dan itu memerlukan biaya demi pemenangan.
Sarmuji berpesan, jika sudah menjabat, agar para kandidat bekerja dengan sungguh-sungguh untuk memajukan daerah dan mensejahterakan rakyatnya di tempat masing masing. Kedua, supaya menjaga nama baik Partai Golkar sebagai partai pengusung. Dan, ketiga menjaga eksistensi partai supaya pada Pemilu akan datang naik kursinya dan menang Pemilu. (Red)
Comments