Kata Mereka: Trenggalek - Tri Rismaharini, Calon Gubernur Jawa Timur nomor urut 3, mengadakan dialog interaktif dengan berbagai kalangan, mulai dari anak muda hingga pedagang pasar.
Dalam acara ini, banyak keluhan mengenai lapangan pekerjaan dan akses pendidikan yang disampaikan langsung kepada Risma. Dialog yang bertajuk Ngopi Disik Bareng Bu Risma berlangsung di Delevasi Trenggalek dan dihadiri oleh ratusan milenial, generasi Z, influencer, serta pedagang pasar tradisional.
Peserta diberikan kesempatan untuk mengungkapkan pendapat dan harapan mereka. Salah satu cara yang menarik adalah dengan menuliskan harapan di keranjang ide untuk Jawa Timur. Risma merasa senang melihat antusiasme masyarakat Trenggalek yang tinggi dan keinginan mereka untuk berkomunikasi langsung.
Ia menekankan pentingnya dialog seperti ini untuk menciptakan keterbukaan antara pemerintah dan masyarakat, terutama generasi muda, agar mereka tidak merasa bingung dalam mencari solusi.
Dalam dialog tersebut, Risma mencatat berbagai masalah yang dihadapi masyarakat, terutama terkait pendidikan SMA dan SMK. Ia menjelaskan bahwa banyak orang kesulitan mendapatkan solusi karena keterbatasan kewenangan dari pemerintah kabupaten.
Risma juga mengakui bahwa lapangan pekerjaan menjadi masalah utama bagi kaum muda, terutama bagi lulusan baru dari SMK/SMA dan perguruan tinggi. "Keluhan terbanyak adalah tentang lapangan pekerjaan," ujarnya.
Di tengah dialog interaktif dengan masyarakat, calon gubernur Jawa Timur, Risma, bersama calon bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin, mendapatkan dukungan dari DPW Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) Jawa Timur. Dalam acara tersebut, Risma diangkat sebagai pembina, sementara M Nur Arifin menjadi Duta Pasar Tradisional. "Alhamdulillah, saya merasa senang karena dewan pembina bisa terlibat langsung," ungkap Risma.
Risma menyadari bahwa tantangan bagi pedagang pasar tradisional semakin besar seiring dengan perkembangan teknologi yang pesat. Banyak pedagang yang masih menggunakan metode jual beli konvensional mengeluhkan penurunan omset. "Sekarang, jualan offline sudah tidak bisa lagi. Di Surabaya, dua mal sudah tutup karena semua beralih ke online. Jualan offline masih bisa, tetapi memerlukan waktu yang lebih lama," tambahnya.
Mantan Menteri Sosial ini menekankan pentingnya transformasi bagi para pedagang agar dapat mengikuti perkembangan zaman. Ia menyarankan agar pedagang memanfaatkan media online untuk meningkatkan penjualan. "Mas Ipin tadi sudah menyampaikan rencana untuk menghubungkan dengan afiliator Gen Z melalui live TikTok, itu salah satu strategi pemasaran yang bisa dicoba," jelasnya.
Comments