Kata Mereka: Surabaya - Mahasiswa akhir dari program Sarjana Terapan Teknik Elektro Industri di Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS), Alya’ Nabila Hikari, telah merancang alat Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Portable.
Alat ini dibuat dengan ukuran dan berat yang pas, sehingga gampang dibawa dan dipasang di lokasi bencana atau saat keadaan darurat.
Alya’ menjelaskan bahwa PLTS Portable ini dirancang untuk situasi darurat pasca bencana dengan menempatkan LED dan pengisian daya di dalam tenda pengungsian, membuatnya lebih praktis.
Dia juga menyebutkan bahwa perubahan cuaca menjadi tantangan dalam penerapan alat ini. Oleh karena itu, Flyback Converter digunakan untuk meningkatkan efisiensi dan mengurangi kehilangan daya dalam sistem PLTS.
Selain Flyback Converter, pengendalian yang cerdas dan efisien juga penting untuk memaksimalkan kinerja sistem PLTS. Pengendali PID (Proporsional Integral Derivatif) sudah lama dipakai dalam sistem kontrol untuk mengatur dan menjaga output yang diinginkan.
“Dengan menggunakan algoritma optimasi PSO (Particle Swarm Optimization) untuk menyetel parameter PID, respons kendali dan efisiensi sistem bisa meningkat,” kata Alya’ pada Sabtu (28/09).
Alya’ menambahkan bahwa dengan pengendali PSO-PID, sistem dapat lebih responsif terhadap perubahan intensitas cahaya matahari, mengatasi fluktuasi daya dengan lebih baik, dan meningkatkan efisiensi konversi energi dari panel surya menjadi listrik.
“Pada akhirnya, sistem PLTS Portable ini menjadi lebih efisien, stabil, dan dapat berfungsi dengan baik di berbagai kondisi lingkungan dan pencahayaan. Jadi, PLTS Portable ini adalah pilihan yang tepat untuk menyediakan energi listrik di tempat-tempat yang sulit dijangkau oleh sumber listrik konvensional,” jelasnya, yang merupakan alumni SMAN 15 Surabaya.
Bersama pembimbingnya, Diah Septi Yanaratri SST MT, Alya’ berharap di masa depan akan ada teknologi baterai yang lebih ringan dan terjangkau, sehingga bisa lebih sempurna PLTS Portablenya.
“Kalau harus perjalanan jauh, PLTS ini dapat dimuat di alat transportasi, tak perlu dijinjing. Namun, jika medannya tidak memungkinkan dilalui kendaraan, tentunya dibutuhkan fisik yang kuat untuk membawanya ke lokasi bencana,” Tutup Alya’. (Ard)
Comments