Musim kemarau panjang yang melanda bwbwrapa kawasan di Jatim, perlu diwaspadai. Di Surabaya, kemarau masih berlangsung diprediksi hingga Oktober mendatang. Bahkan suhu tertinggi tercatat mencapai 35-36 derajat Celsius.
Ady Hermanto Kooordinator Prakirawan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Maritim Tanjung Perak menjelaskan wilayah Surabaya dan sekitarnya masih mengalami panas terik lantaran tutupan awan cukup minim. Akibatnya sinar matahari langsung terpapar menuju ke permukaan bumi tanpa ada halangan, yang mengakibatkan suhu udara menjadi tinggi.
Kondisi panas terik tersebut diprediksi akan berlangsung hingga Oktober mendatang. Sebab saat ini posisi matahari menuju ke khatulistiwa. "Sekitar awal hingga pertengahan Oktober masuk wilayah Surabaya. Jadi, sensasi rasa panasnya masih bisa sampai beberapa minggu ke depan," jelas Ady.
Ady juga merinci untuk wilayah yang berada di utara Jatim, suhu tertinggi mencapai 35-36 derajat Celcius, sedangkan wilayah selatan Jatim masih normal.
Kondisi panas tersebut juga dipengaruhi musim ada beberapa daerah yang vegetasinya mulai mengering sehingga permukaan bumi tidak cukup basah akibat minimnya jumlah air yang ada di permukaan.
"Beberapa faktor tersebut menambah sensasi panas yang dirasakan oleh masyarakat," kata Ady.
Dengan peningkatan suhu yang ada tentunya perlu diwaspadai oleh masyarakat, sebab hal tersebut dapat berdampak pada kondisi kesehatan karena cairan yang ada di dalam tubuh akan menguap pasalnya 60 persen komposisi tubuh manusia terdiri dari cairan.
Beberapa tanda dan gejala yang bisa diwaspadai saat musim panas seperti pusing, berkunang-kunang, banyak berkeringat, dan terasa nyeri. Hilangnya cairan dalam tubuh juga dapat menyebabkan gangguan pada organ tubuh lain. Sehingga agar tidak mengalami dehidrasi atau kekurangan cairan, disarankan untuk lebih banyak minum air putih agar terhindar dari pengaruh cuaca panas. (Ndr)
Comments