Kata Febri : 9/10
Ketika Joko Anwar membuat film Horor Religi. Jadinya Gila sih!. Malah jatuhnya semacam horor psikologis. Gaya psychological horror yang digunakan Joko Anwar sudah dimulai dibabak cerita yang menyajikan transisi epic dari kebahagiaan yang merona menuju tragedi yang tragis. Selain tentang agama, disini Joko Anwar juga memasukan isu sosial yang saat ini genting di Indonesia, yaitu isu terorisme dan kekerasan seksual di pondok pesantren ataupun dipanti jompo. Jeniusnya lagi film ini masih nyambung sama film pendek Joko Anwar berjudul Grave Torture (2012) yang membuka ceritanya dengan kematian pembunuh berantai bernama Ismail Masbeth.
Belum lagi banyak bertebaran Easter Eggs Joko Anwar Universe. Seperti Pohon di kuburan yang settnya sama dengan Pengabdi Setan 2 (2022), sosok Nani (yang diperankan oleh Christine Hakim) yang sama dengan karakter di Perempuan Tanah Jahanam (2019) dan masih banyak yang lainnya.
Dalam penceritaan film ini bagaimana Joko Anwar tidak terlalu maksa untuk menggurui atau 'mendakwah' dengan premisnya yang terasa religius tersebut. Malah obrolan filosofis Siksa Kubur memang efektif mewakili berbagai pertanyaan dan keresahan mengenai topik siksa kubur. Meski treatmentnya slowburn dengan adegan gore dan disturbing. Namun, yang membuatnya semakin menarik adalah Ending penuh dengan tanda tanya, apakah yang kita saksikan adalah realitas atau hanya bayangan dari alam bawah sadar Sita semata?
Sinopsis :
Setelah orangtuanya tewas menjadi korban bom bunuh diri, Sita tak percaya pada agama. Ia bertekad mencari orang yang paling berdosa dan ketika orang itu meninggal, ia ingin ikut masuk ke dalam kuburannya, untuk membuktikan mitos tentang siksa kubur.