Kata Febri : 7/10
Film ini terasa segar bagi film horor Indonesia yang selama ini di dominasi oleh film horor di tanah jawa saja. Mengangkat urban legend lokal, film ini terasa lebih realistis karena juga disisipi dengan percakapan menggunakan bahasa Kalimantan, penduduk lokal yang bertato dan membawa mandau (senjata tradisional serupa parang panjang yang digunakan oleh masyarakat suku Dayak). Sehingga menonton film ini pun secara tidak langsung membuat belajar tentang mitologi yang ada di Kalimantan. Contohnya : tidak membawa telur atau ketan ketika berpergian khususnya malam hari, mengembalikan sedikit yang kita makan ke alam, hingga meletakan duri landak dan bawang putih di luar rumah untuk menangkal kedatangan kuyang.
Untuk horornya biasa saja mungkin karena tidak bertabur jump scare (dosis saya yang sudah berlebihan) dan efek CGI dalam film ini tidak mengecewakan juga scoring serta audio dialog para pemainnya juga terdengar jelas. Jadi masih aman semuanya dan bisa untuk dinikmati.
Narasinya sederhana, namun bila terbiasa menonton film horor sejenis akan terasa mudah untuk menerka apa yang terjadi sehingga twist yang muncul sangat terasa biasa saja karena sudah ketebak.
Fyi. Hantu Kuyang adalah hantu bersosok wanita yang diyakini menganut ilmu hitam yang bisa melepaskan kepala dari tubuhnya. Karena bisa melepaskan kepala dari tubuhnya sehingga ketika berkeliaran wujud kuyang ini tampak hanya kepala dan organ dalamnya saja. Kuyang berkeliaran untuk mencari janin untuk dijadikan tumbal.
Sinopsis :
Pasangan suami-istri bernama Bimo (Dimas Aditya) dan Sriatun (Alyssa Abidin) yang merantau sebagai guru ke sebuah desa terpencil di wilayah Kalimantan. Namun, sesampainya di sana, keduanya justru mengalami berbagai kejadian mistis yang mengancam keselamatan nyawa mereka