Kata Febri : 8/10
Film ini sangat bagus, tetapi mungkin banyak penonton yang kecewa karena para penonton mengharapkan kebrutalan ciri khas dari sang joker, mengingat di film pertamanya yang begitu brutal, mencekam dan penuh emosi. Kali ini dengan tambahan elemen musikal dan juga sudah di woro-woro sebelumnya, jadi apa yang diharapkan dari film musikal ini?
Rasanya seperti menonton Bolywood tapi lebih gelap dan depresif. Mayoritas lagu dikeluarkan sebagai bentuk peluapan emosi dari Arthur maupun Quinn. Apapun adegannya, nyanyi adalah solusinya.
Satu hal yang tidak dapat diragukan dari Joker: Folie à Deux adalah penampilan Joaquin Phoenix sebagai Arthur Fleck dengan penuh intensitas. Meski tantangan bagi Phoenix lebih besar karena harus bernyanyi, ia justru berhasil melakukannya dan memberikan wajah baru pada karakter Arthur. Penampilan Phoenix begitu mendalam sehingga bisa merasakan kegilaan dan penderitaan Arthur saat ia semakin tenggelam dalam fantasinya (namun sekarang fantasinya lebih ke nyanyi) berbeda dengan penampilan Lady Gaga yang memerankan Harley Quinn malah serasa tidak semaksimal sebagaimana ia di film A Star Is Born (2018).
Kenapa film ini menurut saya sangat bagus? Adalah tentang konsepnya. Oke saya jelasin dari sudut pandang saya tentunya. (Spoiler Alert !!!)
Arthur mendapatkan semacam pencerahan ketika menyaksikan bagaimana para sipir membunuh seorang anak di rumah sakit penjara. Saat itulah, dia sadar kalau memakai makeup dan melakukan apa yang dia lakukan, tidak akan mengubah apa pun. Dan pada akhirnya, ketika di akhir persidangan, Arthur membunuh persona Joker dan mengakui kalau dia bersalah di hadapan hakim serta juri. Dan Akibatnya adalah Harley Quinn dan pengikut Joker garis keras gagal memahaminya dengan meninggalkannya di persidangan dan parahnya nanti akan ada yang membunuhnya mirip seperti Arthur Fleck membunuh Murray di Joker (2019).
Ketika ada pasien lain di Arkham memanggilnya. Dia menceritakan lelucon padanya dan menikamnya sampai mati. Ini membuat Arthur tewas seperti Murray Franklin, yang dibunuh orang asing yang terobsesi padanya dan merasa dikhianati ucapannya di televisi. Sehingga ada Joker baru yang terlahir. Joker baru ini punya cerita latar berbeda, motivasi berbeda, dan pendekatan berbeda terhadap kekacauan.
Pada akhirnya Joker adalah sebuah konsep, ikon dan sebuah brand. Sehingga dapat digantikan oleh siapa saja.
Sinopsis :
Menceritakan kehidupan Arthur Fleck selama menjalani perawatan di rumah sakit jiwa, Arkham State Hospital. Di sana, ia bertemu Harleen Quinzel, seorang pasien lain yang menyimpan perasaan mendalam terhadapnya. Kisah ini dimulai pada tahun 1983, ketika Arthur ditahan di Arkham karena kejahatan yang dilakukannya dua tahun sebelumnya.